Energi & Material


Plastik

Kalian pasti sudah tak asing lagi dengan benda yang satu ini, yupz… plastik. Hampir sebagian besar benda-benda yang kita temui terbuat dari bahan plastik. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Plastik dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastik juga beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Oleh karena itu kita harus mengerti plastik-plastik yang aman untuk kita pakai.

Bahan plastik merupakan materi yang terbentuk dari berbagai macam polimer dengan komposisi kimia dan struktur fisik yang berbeda-beda. Polimer-polimer ini adalah senyawa karbon yang berikatan dengan unsur hidrogen, klorin, oksigen, nitrogen dan flourin. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang.

Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20. Penggunaan plastik berkembang secara luar biasa dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005.

Plastik merupakan bahan yang mudah untuk diproses dan tidak memerlukan energi yang besar. Bahkan bisa dikatakan, pengolahan plastik hanyalah bagian dari usaha pemanfaatan minyak bumi agar tidak terbuang percuma. Unit pengolahan polimer Polypropylene (PP) milik Pertamina misalnya dibangun untuk memanfaatkan “sisa” minyak bumi.



Sifat plastik yang sangat fleksibel memungkinkan untuk dibuat menjadi beraneka ragam barang. Dengan melakukan perlakuan proses tertentu atau dengan penambahan zat aditif tertentu, plastik bisa dibuat sesuai dengan yang diinginkan.

Berdasarkan sifat fisiknya, plastik dapat digolongkan menjadi:
o Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)
o Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Karena akan segera mengeras setelah temperature pembentukkannya dan selanjutnya tidak akan menjadi lunak walaupun dipanaskan kembali. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida

Palstik jenis tertentu memiliki potensi bahaya bagi kesehatan manusia jika dikenai perlakuan tertentu. Perlakuan yang dimaksud umumnya adalah perlakuan panas. Sampah plastik juga menimbulkan masalah besar bagi manusia. Di depan rumah, di pinggir jalan, apalagi di kali!. Sifat beberapa jenis plastik yang sulit hancur menjadi masalah utama. Namun kendala ini bisa diselesaikan dengan memanfaatkan sifat plastik yang dapat di daur ulang. Meski tidak semua jenis plastik, namun kebanyakan plastik mampu diproses ulang untuk menghasilkan produk baru yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar